BREAKING NEWS

INAPRO: Sumber Konflik di PBNU Diduga Karena Masalah Tambang

 

INDEPENDEN.CO.ID | JAKARTA — Director of Research and Development of Indonesia, Inapro Foundation, Thoriq Aziz menyebut sumber konflik yang melanda PBNU tak hanya soal rumor urusan pro Israel, patut diduga juga bermuara pada masalah tambang.

"Persoalan konflik tak hanya soal pengurus yang cenderung pro israel, tapi patut diduga juga persoalan konsesi tambang," demikian disampaikan Thoriq Aziz, pada Sabtu (27/12) menanggapi konflik di PBNU.

Menurut Direktur INAPRO ini, keputusan yang diambil dua kubu yang selama ini bersitegang bisa menjadi jalan tengah yang bersifat win-win solution bagi semua pihak. 

"Forum muktamar diharapkan menjadi solusi terbaik untuk mengakhiri konflik internal PBNU, karena islah politik ini penting untuk meredakan persoalan yang lebih serius di akar rumput," imbuhnya.

Ia berharap muktamar NU yang disepakati kedua belah pihak tersebut idealnya tidak hanya menjadi ajang rekonsiliasi personal, tetapi juga momentum evaluasi total terhadap kebijakan-kebijakan PBNU yang selama ini menjadi sumber konflik, khususnya terkait pengelolaan tambang. 

Diketahui, sejak terjadinya persoalan internal di PBNU yang dipicu pemberhentian Gus Yahya oleh Kiai Miftach melalui forum yang disebut sebagai Rapat Syuriyah PBNU dan penolakan atas putusan tersebut, perkembangan yang terjadi justru menunjukkan eskalasi konflik yang semakin tajam dan berkepanjangan. 

Kesepakatan untuk menggelar Muktamar bersama ini dicapai setelah melalui proses negosiasi dan perdebatan yang alot, namun tetap dalam semangat persaudaraan. Kehadiran sejumlah tokoh sentral NU menjadi penegas pentingnya pertemuan ini. 

Hasil Rapat Konsultasi Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Mustasyar PBNU memutuskan bahwa Muktamar ke-35 harus dilaksanakan secepatnya oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. 

Dalam rapat yang berlangsung di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pada Kamis, 25 Desember 2025, kedua belah pihak memutuskan untuk islah.

Pandangan Said Aqil

Mantan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj menilai konflik internal di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendapat sorotan keras dari tokoh senior NU.

Ia menilai pertikaian yang terjadi saat ini bukan hanya persoalan organisasi, tetapi sudah mencoreng wibawa Nahdlatul Ulama di mata publik.

Pernyataan tersebut disampaikan Said Aqil Siroj dalam forum Musyawarah Kubro yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Di hadapan para kiai dan tokoh NU, ia menyebut konflik PBNU sebagai sesuatu yang ironis dan sangat memalukan.

"Ini sungguh ironis dan memalukan. Kita yang sering diminta menjadi penengah ketika terjadi konflik, ternyata kita sendiri yang sedang berkonflik," ujar Said Aqil.

Ia mengajak seluruh pihak di lingkungan PBNU untuk berhenti saling menyalahkan dan memulai proses muhasabah atau introspeksi diri. 

Menurutnya, evaluasi internal harus dilakukan secara jujur sebelum organisasi besar seperti NU kehilangan kepercayaan umat. (via)